
foto sumber : slemankab.go.id
Sejak tahun 1952, ayam goreng Kalasan dengan trademark Ayam Goreng Mbok Berek sangat dikenal masyarakat.
Bahkan presiden pertama RI, Soekarno pernah mencicipi ayam goreng Kalasan ini.
Sejak saat itu masyarakat Kalasan mengikuti jejak Mbok Berek untuk memproduksi ayam goreng ini.
Mbok Berek adalah nama panggilan dari Ibu Ronodikromo, seseorang yang mengenalkan ayam goring dengan rasa khas yang berbeda dengan masakan ayam goreng yang sudah dikenal masyarakat pada saat itu.
Untuk mencukupi kebutuhan keluarga, Mbok Berek mendirikan rumah makan kecil, di Padukuhan Candisari Bendan Desa Tirtomartani Kecamatan Kalasan, tepatnya di pinggir jalan Jogja-Solo. Dari hari kehari, Rumah Makan Mbok Berek kian ramai.
Terlebih dengan kunjungan Presiden RI Pertama Ir. Soekarno yang pernah mampir di Rumah Makan Mbok Berek pada tahu 1950an.
Kremes Jadi Ciri Khas menurut salah seorang produsen ayam goreng Kalasan, Ishartono, bahan-bahan yang dipergunakan untuk ayam goreng ini adalah ayam kampung atau ayam petelur afkiran, tepung pati/kanji.
Bumbu yang dipakai dalam ayam goreng ini tidak ada bumbu khusus hanya bawang putih dan garam.
Alasan memakai tepung kanji karena tepung kanji ini merupaka hasil eksperimen membuat kremes dengan berbagai macam tepung.
Tepung terigu memiliki kelemahan akan melempem jika telah lama, sedangkan tepung beras terlalu keras.
Sementara tepung kanji jika tela menjadi kremes tidak keras, tidak melempem dan tidak berwarna terlalu coklat.
Ukuran yang dipakai untuk pembuatan kremes ini yaitu 2 gayung kaldu (dari 1 kg ayam) dicampur dengan 4 gayung air, 1 kilogram pati kanji dan 3 buah telur.
Adonan kremes ini kemudian dituangkan satu per satu sendok sayur di minyak yang telah panas, tunggu beberapa saat, diolak-balik maka jadilah kremes ayam.
Dalam sehari seorang produsen ayam goreng bisa menggoreng hingga 25 ekor ayam yang dijual dengan harga Rp 40.000,- hingga Rp 50.000,-.
Pada hari lebaran, rumah pemotongan ayam di Bendan bisa memotong hingga 2.500 ayam perhari.
Setiap hari, rata-rata para produsen ayam goreng khas ini bisa memproduksi 30 an porsi.
Di saat libur, baik libur sekolah maupun Lebaran, setiap produsen bisa menghasilkan lebih dari 100 ayam goreng per hari.
Harga satu ingkung ayam goreng ini Rp 45.000-75.000, tergantung pada jenis ayam dan ukurannya.